Morfin
Pada tahun 1803 seorang apoteker Jerman
berhasil mengisolasi bahan aktif opium yang memberi efek narkotika dan diberi
nama Morfin. Morfin berasal dari bahasa Latin Morpheus yakni
nama dewa mimpi dalam mitologi Yunani.
Sebenarnya
narkotika yang digunakan sebagai terapi nyeri dalam dunia kedokteran tidak
banyak menimbulkan masalah, namun penyalahgunaannya (abuse) selalu
membawa persoalan serius karena disamping merusak kesehatan juga berdampak
kerugian ekonomi serta menimbulkan masalah fisik, mental, psikologis dan
spiritual (www.kompas.co.id). Morfin adalah zat utama
berkhasiat narkotika yang terdapat pada candu mentah. Morfin adalah salah satu
alkaloid yang terdapat pada candu mentah. Morfin diperoleh dengan cara mengolah
candu mentah secara kimia. Daya kerja morfin diperkirakan 5-10 kali lebih kuat
dari pada Opium. Karena efek sampingnya besar, maka morfin jarang
digunakan lagi di Indonesia. Didunia medis morfin digunakan untuk mengatasi
rangsangan batuk dan perasaan nyeri. Apalagi setelah ditemukan obat anti nyeri petidin,
maka morfin jarang lagi digunakan dalam
dunia medis sebagai upaya pengobatan. Meskipun morfin hanya merupakan salah
satu dari berbagai macam bahan narkotika, tapi para pecandu narkotika kadang
disebut secara sempit sebagai morfinis. Hal ini menunjukan betapa
populernya morfin dikalangan masyarakat. Para morfinis seringkali mendapatkan
stigma negatif dari masyarakat, dijauhi dan dikucilkan. Jika dikonsumsi, morfin
antara lain dapat menimbulkan rasa santai dan kadang memicu perasaan gembira.
Karakteristik
Morfin
Morfin
yang beredar dipasar gelap biasanya berwarna merah kecoklat-coklatan yang
kadang disebut red sugar atau gula
merah.
Efek Morfin
·
Didunia
medis morfin digunakan untuk mengatasi rangsangan batuk dan perasaan nyeri.
· memberi
efek nyaman (joy plant)
· meredakan
percekcokan
· melupakan
semua kesulitan
Heroin
Setelah morfin ditemukan pada tahun 1803,
pada tahun 1898 seorang warga negara Jerman bernama Dresser berhasil membuat
turunan morfin yang dibuat secara semi sintetis yang bernama Heroin.
Ada juga versi lain yang menyatakan bahwa heroin ditemukan oleh seorang bernama
Wright yang mengadakan percobaan. Semula diduga heroin dapat menggantikan
morfin yang berefek kecanduan, dan bermanfaat mengobati penyakit nyeri, tapi
anehnya heroin pernah dipakai untuk mengobati para morfinis. Heroin dikonsumsi
dengan cara dihisap atau disuntikan kepembuluh darah. Akibat fatal apabila over
dosis atau pemakaian jarum suntik yang tidak steril adalah infeksi hepatitis.
Serbuk heroin yang banyak dikonsumsi oleh terutama generasi muda Indonesia
biasanya disebut putau. Pemakaian putau antara lain, pertama,
dihisap melalui kertas yang digulung sesudah putau itu dibakar diatas kertas
timah, hal ini biasa disebut ngedrag. Kedua, dengan cara disuntikan
setelah putau dilarutkan dalam air yang dipanaskan pada sendok makan, inilah
yang yang disebut nyipet.
Karakteristik
Heroin
·
Nama saintifik: Diacetyl Morphine.
·
Morfin
terbuat secara sintetik dengan bahan alaminya biji popi
·
Dikonsumsi
dengan cara merokok, sedotan (chasing
the dragon) atau suntikan.
·
Heroin
tulen berwarna putih (kadang-kala berwarna merah jambu atau kuning air), tidak
berbau dan rasa pahit
·
Bayi
dalam kandungan bias menjadi pecandu melalui ibu nya saat mengandung.
·
Bisa
mendatangkan berbagai penyakit seperti yang diakibatkan oleh kuman, penyakit pinggang
dan hati, komplikasi paru-paru.
·
Para
pecandu heroin selalu memakai heroin dicampur dengan gula, kanji / tepung,
serbuk susu, strychnine serta racun dan bahan narkotika / dadah lainnya.
·
Bisa
mendatangkan rasa euphoric/ rasa gembira yang tidak wajar setelah beberapa saat
dan mengalami parasaan murung setelah beberapa jam berikutnya.
·
Berwarna
putih, kelabu, coklat atau coklat muda (brown sugar)
·
Pada
umumnya berupa serbuk, tepung, kristal dan batangan yang padat dan keras.
Ada 4 jenis heroin
yang beredar dipasar gelap :
Ø Heroin nomor 1 bentuknya masih berupa bubuk atau gumpalan
berwarna kuning tua sampai coklat. Jenis ini sebenarnya sebagian besar masih
berupa morfin dan merupakan hasil ekstraksi pertama dari opium
Ø Heroin nomor 2 bentuknya masih berupa bubuk berwarna
abu-abu, kadang putih dan merupakan bentuk transisi dari morfin ke heroin yang
belum murni, tetapi sudah dipasarkan untuk rokok dan bila terpaksa untuk
injeksi
Ø Heroin nomor 3 bentuknya masih berupa bubuk berbentuk
butir-butir kecil (granula) kebanyakan
berwarna abu-abu. Harganya tinggi dikenal sebagai “mutiara naga
putih” (white dragon pearl)
Ø Heroin nomor 4 bentuknya masih berupa kristal khusus yang
bisa disuntikan. Dikemas dalam kapsul atau kertas minyak.
Efek Heroin
· 5-10
kali lebih kuat daripada morfin
· Lebih
cepat, mudah menimbulkan ketergantungan
·
Rush
·
Tekanan pada pernafasan
·
Fungsi mental kabur
·
Mual dan muntah-muntah
·
Menahan kesakitan
·
Keguguran spontan
http://www.pengasih.net/knowledge_Details.php?archive_id=7


Heroin
Butiran
Morfin dan Heroin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar