Selasa, 05 Maret 2013

Morfin


Morfin
Pada tahun 1803 seorang apoteker Jerman berhasil mengisolasi bahan aktif opium yang memberi efek narkotika dan diberi nama Morfin.  Morfin berasal dari bahasa Latin Morpheus yakni nama dewa mimpi dalam mitologi Yunani.





Sebenarnya narkotika yang digunakan sebagai terapi nyeri dalam dunia kedokteran tidak banyak menimbulkan masalah, namun penyalahgunaannya (abuse) selalu membawa persoalan serius karena disamping merusak kesehatan juga berdampak kerugian ekonomi serta menimbulkan masalah fisik, mental, psikologis dan spiritual (www.kompas.co.id). Morfin adalah zat utama berkhasiat narkotika yang terdapat pada candu mentah. Morfin adalah salah satu alkaloid yang terdapat pada candu mentah. Morfin diperoleh dengan cara mengolah candu mentah secara kimia. Daya kerja morfin diperkirakan 5-10 kali lebih kuat dari pada Opium. Karena efek sampingnya besar, maka morfin jarang digunakan lagi di Indonesia. Didunia medis morfin digunakan untuk mengatasi rangsangan batuk dan perasaan nyeri. Apalagi setelah ditemukan obat anti nyeri petidin,  maka morfin jarang lagi digunakan dalam dunia medis sebagai upaya pengobatan. Meskipun morfin hanya merupakan salah satu dari berbagai macam bahan narkotika, tapi para pecandu narkotika kadang disebut secara sempit sebagai morfinis. Hal ini menunjukan betapa populernya morfin dikalangan masyarakat. Para morfinis seringkali mendapatkan stigma negatif dari masyarakat, dijauhi dan dikucilkan. Jika dikonsumsi, morfin antara lain dapat menimbulkan rasa santai dan kadang memicu perasaan gembira.

Karakteristik Morfin
Morfin yang beredar dipasar gelap biasanya berwarna merah kecoklat-coklatan yang kadang disebut red sugar  atau gula merah.  

Efek Morfin
·       Didunia medis morfin digunakan untuk mengatasi rangsangan batuk dan perasaan nyeri.
·       memberi efek nyaman (joy plant)
·       meredakan percekcokan
·       melupakan semua kesulitan

Heroin
Setelah morfin ditemukan pada tahun 1803, pada tahun 1898 seorang warga negara Jerman bernama Dresser berhasil membuat turunan morfin yang dibuat secara semi sintetis yang bernama Heroin. Ada juga versi lain yang menyatakan bahwa heroin ditemukan oleh seorang bernama Wright yang mengadakan percobaan. Semula diduga heroin dapat menggantikan morfin yang berefek kecanduan, dan bermanfaat mengobati penyakit nyeri, tapi anehnya heroin pernah dipakai untuk mengobati para morfinis. Heroin dikonsumsi dengan cara dihisap atau disuntikan kepembuluh darah. Akibat fatal apabila over dosis atau pemakaian jarum suntik yang tidak steril adalah infeksi hepatitis. Serbuk heroin yang banyak dikonsumsi oleh terutama generasi muda Indonesia biasanya disebut putau. Pemakaian putau antara lain, pertama, dihisap melalui kertas yang digulung sesudah putau itu dibakar diatas kertas timah, hal ini biasa disebut ngedrag. Kedua, dengan cara disuntikan setelah putau dilarutkan dalam air yang dipanaskan pada sendok makan, inilah yang yang disebut nyipet.

Karakteristik Heroin
·         Nama saintifik: Diacetyl Morphine.
·         Morfin terbuat secara sintetik dengan bahan alaminya biji popi
·         Dikonsumsi dengan cara merokok, sedotan  (chasing the dragon) atau suntikan.



·         Heroin tulen berwarna putih (kadang-kala berwarna merah jambu atau kuning air), tidak berbau dan rasa pahit
·         Bayi dalam kandungan bias menjadi pecandu melalui ibu nya saat mengandung.
·         Bisa mendatangkan berbagai penyakit seperti yang diakibatkan oleh kuman, penyakit pinggang dan hati, komplikasi paru-paru.
·         Para pecandu heroin selalu memakai heroin dicampur dengan gula, kanji / tepung, serbuk susu, strychnine serta racun dan bahan narkotika / dadah lainnya.
·         Bisa mendatangkan rasa euphoric/ rasa gembira yang tidak wajar setelah beberapa saat dan mengalami parasaan murung setelah beberapa jam berikutnya.
·       Berwarna putih, kelabu, coklat atau coklat muda (brown sugar)
·       Pada umumnya berupa serbuk, tepung, kristal dan batangan yang padat dan keras.
Ada 4 jenis heroin yang beredar dipasar gelap :

Ø  Heroin nomor 1 bentuknya masih berupa bubuk atau gumpalan berwarna kuning tua sampai coklat. Jenis ini sebenarnya sebagian besar masih berupa morfin dan merupakan hasil ekstraksi pertama dari opium
Ø  Heroin nomor 2 bentuknya masih berupa bubuk berwarna abu-abu, kadang putih dan merupakan bentuk transisi dari morfin ke heroin yang belum murni, tetapi sudah dipasarkan untuk rokok dan bila terpaksa untuk injeksi
Ø  Heroin nomor 3 bentuknya masih berupa bubuk berbentuk butir-butir kecil  (granula) kebanyakan berwarna abu-abu. Harganya tinggi dikenal sebagai “mutiara naga putih” (white dragon pearl)
Ø  Heroin nomor 4 bentuknya masih berupa kristal khusus yang bisa disuntikan. Dikemas dalam kapsul atau kertas minyak.

Efek Heroin

·       5-10 kali lebih kuat daripada morfin
·       Lebih cepat, mudah menimbulkan ketergantungan
·         Rush
·         Tekanan pada pernafasan
·         Fungsi mental kabur
·         Mual dan muntah-muntah
·         Menahan kesakitan
·         Keguguran spontan
http://www.pengasih.net/knowledge_Details.php?archive_id=7
heroin







Heroin                                                  Butiran Morfin dan Heroin



Tidak ada komentar:

Posting Komentar